This WordPress.com site is the bee's knees
Tele-nursing Dalam Meningkatkan Kepatuhan Melaksanakan Pengobatan pada Pasien Penyakit Kronis
OPINI | 17 December 2012 | 12:23 Dibaca: 114 Komentar: 0 Nihil
Tele-nursing Dalam Meningkatkan Kepatuhan Pelaksanakan Pengobatan pada Pasien Penyakit Kronis
Yustan Azidin
NPM. 1106122991
Abstrak
Kebutuhan dan tuntutan pelayanan kesehatan termasuk khususnya
keperawatan semakin meningkat termasuk kebutuhan akan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang salah satunya adalah sistem informasi
manajemen keperawatan (SIMK) yang merupakan perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Telenursing
yang merupakan contoh media teknologi informasi kesehatan yang dapat
diaplikasikan dalam asuhan keperawatan sehingga masyarakat dapat
mengakses kebutuhan pelayanan keperawatan melalui media telekomunikasi
Telenursing salah satu teknologi yang telah dilaksanakan dalam pelayanan
keperawatan yaitu penggunaan proses keperawatan dalam memberikan
perawatan kepada pasien melalui perangkat telekomunikasi (AAACN, 2004).Perawat yang melakukan telenursing tetap menggunakan proses keperawatan untuk mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi serta mendokumentasikan asuhan keperawatan. Telenursing juga melibatkan proses pemberian pendidikan kesehatan kepada klien, serta adanya system rujukan. Selain itu telenursing juga tetap mengharuskan adanya hubungan terapeutik antara perawat dan klien, dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina melalui penggunaan telepon, internet atau alat komunikasi yang lainnya.
Telenursing ini sangat membantu terutama untuk negara-negara berkembang dalam menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan infrastruktur kesehatan yang tersedia. Perawat dapat membantu pasien penyakit kronis dengan memberikan pendidikan, konseling, review dan memonitor status kesehatan dengan rutin. Proses ini bahkan dapat memastikan untuk mengingatkan pasien dari janji mereka du untuk konsultasi dan penyelidikan. Selain SMS otomatis dan pengingat telepon meningkatkan kemungkinan pasien menjaga janji mereka dan mengikuti jadwal obat resep. Perbaikan kecil namun signifikan seperti dalam protokol perawatan dan otomatisasi proses administrasi memiliki potensi besar penghematan biaya dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan khususnya bagi penderita penyakit kronis.
Kata Kunci : Telenursing, Telehealth Kepatuhan Pengobatan, Penyakit Kronis
A. Latar Belakang
Kebutuhan dan tuntutan pelayanan kesehatan termasuk khususnya keperawatan semakin meningkat termasuk kebutuhan akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang salah satunya adalah sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) yang merupakan perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. (swanburg, 2000). Akses melalui pemanfaatan dan penguasaan teknologi. /video conference, call center, telenursing, telemedicine, tele triage merupakan media teknologi informasi kesehatan yang dapat dimanfaatkan untuk memberi kemudahan layanan kesehatan bagi masyarakat yang tentu diharapkan akan membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis.
Telenursing yang merupakan contoh media teknologi informasi kesehatan yang dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan sehingga masyarakat dapat mengakses kebutuhan pelayanan keperawatan melalui media telekomunikasi Telenursing salah satu teknologi yang telah dilaksanakan dalam pelayanan keperawatan yaitu penggunaan proses keperawatan dalam memberikan perawatan kepada pasien melalui perangkat telekomunikasi (AAACN, 2004). Pelayanan telenursing yang mencakup saran dan informasi, janji dan arahan, manajemen gejala, manajemen permintaan, dan manajemen penyakit. Peran telenursing telah menjadi semakin penting dalam penyelenggaraan biaya yang efektif, perawatan berkualitas untuk penanganan dan pengelolan penyakit dengan cara yang terbaik tentu akan meningkatkan akses pelayanan keperawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Telenursing ini sangat membantu terutama untuk negara-negara berkembang dalam menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan infrastruktur kesehatan yang tersedia. Pelayanan ini tentu merupakan salah satu solusi untuk akses kesehatan yang terbatas dan penerimaan informasi yang tersedia terbatas, hal ini dapat menimbulkan dampak klinis dan keuangan bagi pasien yang sedang mengalami penyakit kronis khususnya yang menjalani pengobatan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Berdasarkan uraian singkat ini maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai aplikasi telenursing dalam kepatuhan pasien dalam melaksanakan pengobatan.
B. Kajian Literatur
Definisi Telenursing
Telenursing didefinisikan sebagai praktik keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan untuk memberikan perawatan pada pasien baik individu atau populasi pasien melalui perangkat telekomunikasi (AAACN, 2004).
Telenursing adalah komponen dari telehealth yaitu perawat memenuhi kebutuhan kesehatan klien, dengan menggunakan sistem informasi, komunikasi dan web-based. atau sebagai pengiriman, manajemen dan koordinasi perawatan dan layanan yang diberikan melalui teknologi informasi dan telekomunikasi (CNA, 2005). Teknologi yang dapat digunakan dalam telenursing sangat bervariasi, meliputi: telepon (land linedan telepon seluler), personal digital assistants (PDAs), mesin faksimili, internet, video dan audio conferencing, teleradiologi, system informasi komputer bahkan melalui telerobotics (Scotia, 2008).
Walaupun ada sedikit perubahan dalam pemberian asuhan keperawatan melalui telenursing tetapi hal tersebut tidak merubah prinsip pemberian asuhan keperawatan secara fundamental. Seorang perawat yang melakukan telenursing tetap menggunakan proses keperawatan untuk mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi serta mendokumentasikan asuhan keperawatan. Telenursing juga melibatkan proses pemberian pendidikan kesehatan kepada klien, serta adanya system rujukan. Selain itu telenursing juga tetap mengharuskan adanya hubungan terapeutik antara perawat dan klien, dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina melalui penggunaan telepon, internet atau alat komunikasi yang lainnya.
Aplikasi Telenursing
Praktek telenursing dapat diaplikasikan dalam berbagai setting area keperawatan. Perawat dapat praktek dalam berbagai setting perawatan seperti ambulatory care, call centers, home visit telenursing, bagian rawat jalan dan bagian kegawatdaruratan. Bentuk-bentuk telenursing dapat berupa triage telenursing, call-center services, konsultasi melalui secure email messaging system, konseling melalui hotline service, audio atau videoconferencing antara klien dengan petugas kesehatan atau dengan sesama petugas kesehatan, discharge planning telenursing, home-visit telenursing dan websites untuk sebagai pusat informasi dan real-time counseling pada pasien (CNA, 2005)
Manfaat Telenursing
Menurut Britton (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
- Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
- Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
- Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit.
- Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
- Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber
Kualifikasi dan Skill Perawat dalam Telenursing
Menurut Scotia (2008), kompetensi yang diperlukan oleh seorang perawat untuk melakukan telenursing adalah sebagai berikut: memiliki karakteristik personal: sikap positif, terbuka terhadap teknologi dan memiliki skill yang baik tentang teknologi; memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan teknologi informasi, seperti kemampuan untuk mengoperasikan kamera, videoconferencing, computer dan lain-lain, mengerti tentang keterbatasan dari teknologi yang digunakan; kemampuan untuk mempertimbangkan sesuai atau tidaknya kondisi klien untuk dilakukan telenursing; mengetahui protocol dan prosedur telehealth, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan melakukan praktek berdasarkan evidence based dan riset
Telenursing dan Kepatuhan dalam Program Pengobatan
Menurut Verma (2012) Sebagian besar biaya tambahan dapat dikaitkan dengan non-kepatuhan terhadap rejimen obat dan komplikasi yang terjadi akibat dari ketidakpatuhan. Komplikasi lebih lanjut dapat menambah masalah psikologis dan patologis juga. Hal ini tentu mempengaruhi terhadap kualitas hidup, meningkatkan lama tinggal pengobatan dan hari rawat dan menghabiskan sumber daya kesehatan yang berharga yang pada sebenarnya bisa digunakan untuk pasien yang memang benar-benar membutuhkan.
Karena akses kesehatan yang terbatas dan penerimaan informasi yang tersedia terbatas sehingga dapat menimbulkan dampak klinis dan keuangan bagi pasien yang sedang mengalami penyakit kronis, Telenursing ini sangat membantu terutama untuk negara-negara berkembang dalam menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan infrastruktur kesehatan yang tersedia. Perawat dapat membantu pasien penyakit kronis dengan memberikan pendidikan, konseling, review dan memonitor status kesehatan dengan rutin. Proses ini bahkan dapat memastikan untuk mengingatkan pasien dari janji mereka du untuk konsultasi dan penyelidikan. Selain SMS otomatis dan pengingat telepon meningkatkan kemungkinan pasien menjaga janji mereka dan mengikuti jadwal obat resep. Perbaikan kecil namun signifikan seperti dalam protokol perawatan dan otomatisasi proses administrasi memiliki potensi besar penghematan biaya dan meningkatkan kepatuhan. Beberapa studi mendukung bukti bahwa intervensi berbasis telepon oleh seorang perawat terlatih meningkatkan hasil pada pasien penyakit kronis. Manfaat klinis diperoleh secara tidak langsung dengan kepatuhan pasien membaik teradadap pengobatan, pengkajian, dan tindak lanjut janji dengan dokter. Dalam sebuah penelitian, pasien yang dihubungi dan dididik oleh perawat pada kasus diabetes yang tidak terkontrol dan hipertensi mengikuti saran dengan sungguh-sungguh.
Dalam sebuah studi di India untuk menyelidiki efektivitas perawat dipimpin telepon menindaklanjuti kontrol glikemik kepatuhan terhadap rekomendasi kontrol diabetes. Laporan tersebut menunjukkan bahwa dukungan telepon perawat dapat meningkatkan kontrol glukosa darah dan meningkatkan kepatuhan dengan rekomendasi lainnya termasuk pola makan, olahraga dll, obat. Dalam studi lain interaksi dengan pasien asma melalui telenursing untuk menjawab pertanyaan pada obat-obatan, saran, dan janji rawat jalan. Laporan tersebut menyatakan peningkatan yang signifikan dalam kepatuhan terhadap rawat jalan. Ini mengakibatkan berkurangnya jumlah re-rawat inap dan berkurangnya jumlah kunjungan darurat, menyelamatkan yang juga berdampak terhadap finansial pasien.
Model Telenursing
Model telenursing yang salah satunya telah diaplikasikan oleh Kawaguchi (2004) dari dari University of Tsukuba, Jepang, model ini lebih menekankan kepada pengembangan “sistem telenursing” untuk pasien dengan kondisi kronik, yaitu diterapkan pada klien diabetes mellitus tipe 2. Klien dengan penyakit kronis seperti DM atau penyakit jantung sangat sesuai untuk melakukan telenursing, mengingat klien dengan kondisi ini memerlukan pembelajaran dan pemeliharaan kondisi kesehatan secara terus menerus. Mereka mungkin memiliki motivasi yang tinggi tetapi kurang mendapatkan pengetahuan dan kemampuan, dengan adanya telenursing maka mereka dapat mengakses informasi dan kontak secara terus menerus dengan petugas kesehatan, sehingga mereka bisa menginformasikan kondisi kesehatan mereka secara up to date dan mereka akan mendapat pengananan segera melalui telenursing system. Model yang diaplikasikan Kawaguchi (2004) terdiri dari:
- Database server: yang berlokasi di pusat kesehatan universitas wilayah regional, berfungsi sebagai pusat penyimpan dan penyampai data dan informasi. Melalui database server ini, klien, perawat dan dokter dapat melihat dan memasukkan data dalam website.
- Health subcenter: berlokasi di seluruh wilayah di daerah-daerah, dimana di pusat kesehatan ini terdapat perawat-perawat on call, yang akan mendapatkan instruksi dari database server, jika ada klien yang membutuhkan bantuan maka klien akan didatangi oleh perawat dari pusat subcenter terdekat dengan lokasi klien. Sistem telenursing ini menginformasikan tiga tipe informasi yang akan dikirim klien kepada perawat. Informasi tersebut adalah:
- Email dari pasien tentang laporan mengenai status kesehatan dan hal lain yang dianggap penting oleh klien. Pasien mengisi email untuk menuliskan apa yang dirasakan klien atau untuk bertanya mengenai status kesehatannya. Mereka akan menulis keadaan kesehatannya saat ini dengan skala visual analog dari skala 1 (sangat baik) sampai skala 5 (buruk), hal ini memungkinkan tenaga kesehatan dapat mengkaji klien lebih baik dan memberi respon sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Vital Sign: yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, suhu, diukur oleh klien karena klien memiliki alat-alat pengukurnya. Selain itu pasien juga memiliki alat finger pletysmography yang dipasang pada jari klien untuk mengukur gelombang tubuh sebagai indikator kesehatan klien, alat ini dibuat oleh A BACS detector, Computer Convenience Ltd, Jepang. Data pletysmography ini ditransfer secara otomatis melalui laptop klien via data cabel.
- Video mail: yang akan mengirimkan gambar klien, hal ini penting agar perawat bias melihat atau mengevaluasi keadaan kliennya secara langsung melalui visualisasi gambar atau video denagn webcam Sanwa Supply dan Window MovieMaker. Klien dapat mengirim videonya melalui fasilitas ini
Alur dalam pelaksanaan telenursing yang diaplikasikan Kawaguchi et al (2004) adalah sebagai berikut:
- Klien akan memasukkan informasi setiap hari dengan memasukkan data-datanya pada website pasien. Pasien juga dapat melihat data-data sebelumnya di homepage pasien dan melihat saran/instruski dari dokter atau perawat sesuai dengan kondisinya.
- Informasi dari pasien akan disimpan oleh pusat data dan dapat dilihat oleh perawat dan dokternya setiap hari. Kemudian perawat dan dokter melakukan analisa data dan memutuskan apakah pasien hanya memerlukan intervensi melalui telenursing atau perlu dilakukan homevisit. Jika klien bisa diberikan intervensi melalui telenursing maka perawat akan memberikan instruksi-instruksi pada website pasien, dan memastikan apakah pasien melakukan instruksi tersebut atauu tidak denga menelpon pasien atau melakukan video conference dengan pasien. Jika pasien tersebut perlu dilakukan home visit maka perawat di subcentered terdekat akan mendatangi pasien.
Aspek Legal dan Etik yang berhubungan Telenursing
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
- Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga
- Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya
- Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.
- Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
C. Simpulan dan Rekomendasi
1. Simpulan
Telenursing adalah bagian integral dari telehealth, ini dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional dan juga meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien serta partisipasi aktif keluarga dan dalam seting perawatan pasien yang mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan. Dengan telenursing tentu memberikan dampak yang positif penderita penyakit kronis dan mempengaruhi terhadap kualitas hidup.
Telenursing menunjukkan potensi untuk meningkatkan kepatuhan dan mengurangi biaya perawatan dalam kasus-kasus penyakit kronis. Manfaatnya tergantung pada pendekatan, model dan struktur untuk mengeksploitasi potensi yang sebenarnya. Hal ini dapat meningkatkan manajemen penyakit kronis dan hasilnya akan optimal jika program ini dirancang dengan baik dengan target populasi tertentu dan menetapkan tujuan jelas serta pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan.
2. Rekomendasi / Implikasi
Telenursing dapat diaplikasikan dengan memerhatikan dan mempersiapkan beberapa hal antara lain sumberdaya manusia kesehatan khususnya keperawatan, sarana dan prasarana teknologi informasi yang memadai dan sesuai, tersedianya panduan dan standar praktek bagi telenurse atau SOP dan algoritma, adanya kode etik dan suatu badan yang akan mengatur praktek telenursing dengan profesi kesehatan yang lain.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia sangat memungkinkan dilaksanakan di indonesia, hal ini sangat erat kaitannya dengan permasalahan yang ada di Indonesia yaitu belum meratanya pembangunanan kesehatan dan akses kesehatan yang sangat terbatas terkebih lagi diareh terpencil, Namun demikian dalam pelaksanaannya tentu perlu didukung oleh SDM dan infrastuktur. Hal ini tentu memerlukan dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang terkait dalam hal ini instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas dan yang lainnya untuk meningkatkan SDM keperawatan khususnya tentang teknologi informasi keperawatan sehingga program ini bisa dijalankan oleh instansi dan tentu akan membantu masyarakat khususnya yang mempunyai permasalahan atau penyakit kronis.
D. Daftar Pustaka
American Nurses association. (1996). Telehealth-issues for nursing. Dalam http://ana.org/readroom/tele2.htm. Diperoleh tanggal 29 Oktober 2012.
American Association of Ambulatory Care Nursing (AAACN). 2004. Definitions of telehealth nursing / tele nursing. Diakses Melalui. www.americantele.org. 30 Oktober 2012.
Barret, et al. (2009). Challenges faced in implementationof a telehealth enabled chronic wound care system. The International Electronic Journal of Rural and Remote Health Research, Education, Practice and Policy. ARHEN:http//www.rrh.org.au Diakses melalui www.proquest.com tanggal 29 Oktober 2012.
Cady, et al. (2009). A telehealth Nursing intervention reduces hospitalizations in children with complex health condition. Journal of Telemedicine and Telecare 2009; 15: 317-320. Diakses melalui www.ebsco.com tanggal 29 September 2012.
Canadian Nurses Assosiation. (2005). NurseOne, the Canadian Nurses Portal Ottawa. Diakses melalui www.cna-alic.ca Tanggal 25 Oktober 2012.
Greenberg, M Elizabeth (2000). The domain of telenursing: Issues and prospects. Publication info: Nursing Economics 18. 4 (Jul/Aug 2000): 220-2, 201. Diakses melalui www.proquest.com tanggal 29 Oktober 2012.
Kawaguchi et al. (2004). Development of a telenursing system for patients with chronic condition. Journal of Telemedicine and Telecare; 10: 239-244. Diakses melalui www.ebsco.com tanggal 29 Oktober 2012.
Scotia. (2008). Telenursing practice guideline. College of Registered Nurses of Nova Scotia. Diakses melalui www.proquest.com tanggal 28 Oktober 2012.
Swansburg, Russel C. (2000). Introduction to Management and Leadership for Nurse Managers. Jones & Bartlett Learning.
Verma, Nitin. (2012) Teletriage : Key to Increase Compliance in patient. E-health Journal The Interprise of health care 2012. Diakses melalui http://ehealth.eletsonline.com pada tanggal 30 Oktober 2012